Rabu, 21 November 2012

Makalah Kajian Ayat Al-Maidah 67-68

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
       Seperti nabi dan rasul yang sebelumnya, Nabi Muhammad juga diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa Nabi Muhammad dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Nabi Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
       Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an, karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, dan diyakini oleh umat muslim mustahil Al-Quran dikarang olehnya. Selain itu, Nabi Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Nabi Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan. Nabi Muhammad diberikan amanat dan perintah untuk menyampaikan ajaran agama sesuai dengan kitab-kitab Allah khususnya Al-Quran.
        Al-Quran adalah firman Allah SWT. Muncul dari zat-Nya dalam bentuk perkataan yang tidak dapat digambarkan. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu. Orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Al-Quran adalah firman Allah dengan sebenarnya dari Allah SWT. Barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia telah kafir.
        Mempelajari isi kandungan ayat-ayat Al-Quran akan membuat kita semakin bisa memahami bagaimana menjalani kehidupan yang dianjurkan dan sesuai dengan tuntunan Allah SWT. serta menambah pandangan dan wawasan baru tentang isi kandungan Al-Quran.
        Untuk itu penulis akan membahas mengenai isi kandungan salah satu surah dalam Al-Quran, khususnya surah Al-Maidah ayat 67-68. Ayat ini membahas mengenai amanat yang harus dilaksanakan oleh Nabi Muhammad serta perintah untuk Ahli Kitab agar menyebarkan agama Islam sesuai kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT.  Namun dalam kenyataannya banyak yang salah mengartikan isi kandungan ayat ini serta tidak menggunakan kitab-kitab Allah ini sebagai acuan menyampaikan ajaran agama. Oleh karena itu penulis akan membahas dimulai dari asbabun nuzulnya sampai hikmah yang dapat diambil dari ayat ini.

B.    Analisis Masalah
       Adapun masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana asbabun nuzul surah Al-Maidah ayat 67-68?
2.    Bagaimana isi kandungan surah Al-Maidah ayat 67-68?
3.    Apa kaitan surah Al-Maidah ayat 67-68 dengan bidang pendidikan?
4.    Apa hikmah yang dapat diambil dari surah Al-Maidah ayat 67-68?

C.    Tujuan
       Adapun tujuan yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui asbabun nuzul surah Al-Maidah ayat 67-68.
2.    Untuk mengetahui isi kandungan surah Al-Maidah ayat 67-68.
3.    Untuk mengetahuikaitan surah Al-Maidah ayat 67-68 dengan bidang pendidikan.
4.    Untuk mengetahui hikmah yang dapat diambil dari surah Al-Maidah ayat 67-68.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A.    Ayat dan Terjemahan
1.    Surat Al-Ma’idah ayat 67
Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
2.    Surah Al-Ma’idah ayat 68
Artinya : ‘Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang kafir itu.’

B.    Asbabul Nujul
       Ayat ini turun karena pada saat itu orang Yahudi menunjukan watak mereka yang lebih keji dari watak yang dijelaskan pada ayat sebelumnya. Watak yang keji itu yaitu menuduh Allah SWT. bersikap kikir, tidak bisa mengampuni dosa dan sebagainya. Allah juga mengungkapkan bahwa mereka berwatak seperti itu karena telah menyimpang dari tuntunan kitab Allah, sehingga mereka tidak menyadari perbuatan mereka yang keji.
       Kemudian di dalam ayat-ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar menyampaikan wahyu yang telah diterima dengan tidak perlu menghiraukan sikap orang-orang Yahudi yang memusuhinya, bahkan Nabi Muhammad saw, diperintahkan mengajak mereka untuk kembali kepada tuntunan kitab Taurat, Injil, dan Al-Quran, agar mereka kembali menjadi orang yang beragama tauhid dan menempuh jalan yang benar sesuai tuntunan dari nabi-nabi yang diutus sebelumnya.
1.    Surah Al-Ma’idah ayat 67
       Abu Syekh menjelaskan keterangan dari Hasan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk membawa risalah-Nya hal ini membuatku merasa susah. Dan aku telah mengetahui bahwa orang-orang pasti akan mendustakan diriku. Akhirnya Allah memberikan ultimatum kepadaku, apakah aku menyampaikannya ataukah Dia akan mengazabku’.
Kemudian Allah menurunkan ayat,
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang tidak diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”’ (Q.S. Al-Maidah 67).
       Ada tiga hadits yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad saat turunnya surah Al-Maidah ayat 67-68, yaitu:
a)    Riwayat yang diceritakan Ibnu Abu Hatim yang menjelaskan keterangan dari Mujahid yang menceritakan, “Tatkala ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya, ‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu..’ (Q.S. Al-Maidah 67) Nabi saw. berkata, ‘Wahai Tuhanku! Apakah yang harus aku perbuat sedangkan diriku ini seorang diri dan mereka orang-orang banyak yang berada di sekitarku.’ Kemudian turunlah ayat, ‘Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang menjadi perintah-Ku itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah/amanat-Nya.’” (Q.S. Al-Maidah 67).
b)    Riwayat yang diceritakan Hakim dan Tirmizi yang menjelaskan keterangan sebuah hadis dari Siti Aisyah r.a. Siti Aisyah telah berkata, “Tersebutlah bahwa Nabi saw. selalu berada dalam kawalan ketat, sehingga turunlah ayat, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia’ (Q.S. Al-Maidah 67). Kemudian setelah ayat itu turun maka beliau keluar menampakkan kepalanya dari dalam mesjid Quba seraya berseru, ‘Hai manusia! Pergilah kamu sekalian, sesungguhnya Allah telah memelihara diriku.’ Hadis ini menunjukkan bahwa ayat tersebut turun di malam hari ketika Rasulullah sedang berbaring di atas tempat tidurnya.”
c)    Riwayat yang diceritakan Imam Thabrani menjelaskan keterangan dari Abu Said Al-Khudri yang menceritakan, “Paman Nabi yaitu Abbas r.a. termasuk orang-orang yang menjaga beliau. Tatkala turun ayat, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.’ (Q.S. Al-Maidah 67), ia langsung meninggalkan tugas jaganya itu.” Imam Thabrani menjelaskan keterangan pula dari Ishmah bin Malik Al-Khuthami yang menceritakan bahwa pada suatu malam kami sedang menjaga Rasulullah saw. kemudian pada malam itu juga turunlah ayat, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (Q.S. Al-Maidah 67) setelah itu pengawalan terhadap diri beliau ditiadakan.
d)    Riwayat yang diceritakan Ibnu Hibban yang menjelaskan keterangan dalam kitab Shahih dari Abu Hurairah r.a. Abu Hurairah mengatakan, “Jika kami berada dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah saw. kami berikan buat beliau pohon yang paling besar dan paling rindang untuk tempat berteduh beliau. Kemudian pada suatu ketika beliau berteduh di bawah sebuah pohon dan menggantungkan pedangnya di pohon itu. Tiba-tiba datang seorang lelaki mengambil pedangnya lalu lelaki itu berkata, ‘Hai Muhammad! Siapakah yang bisa mencegah diriku terhadapmu?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Hanya Allah yang bisa mencegahmu dariku. Sekarang letakkanlah pedangmu!’ Kemudian lelaki itu pun meletakkan pedangnya lalu turunlah ayat, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.’” (Q.S. Al-Maidah 67).
2.    Surah Al-Ma’idah ayat 68
       Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, “Rafi’, Salam bin Misykum dan Malik bin Shaif datang kepada Nabi saw., lalu mereka berkata, ‘Hai Muhammad! Bukankah engkau mengaku bahwa engkau adalah pengikut agama Ibrahim dan engkau beriman (pula) kepada Alkitab yang berada pada kami?’ Nabi saw. menjawab, ‘Benar, akan tetapi kamu telah membuat-buat bidah dan ingkar terhadap apa yang dimuat di dalam Alkitab itu, kemudian kamu menjelaskannya kepada umat manusia.’ Jawab mereka, ‘Sesungguhnya kami hanyalah mengamalkan apa yang ada pada tangan kami (Alkitab), dan sesungguhnya kami berada pada jalan hidayah dan kebenaran.’ Setelah itu Allah menurunkan ayat, ‘Hai Ahli Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikit pun...’” (Q.S. Al-Maidah 68).

C.    Tafsir
        Ayat-ayat yang mendukung tentang seruan untuk mengajarkan kitab Allah, khususnya Al-Quran oleh Nabi Muhammad saw.:
1.    Hadits riwayat Ibnu Mardawiah dan Diya’
       Diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dan Diya’ dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan pada masa permulaan Islam dan masa permulaan Rasul diperintahkan Allah melakukan dakwah secara umum. Sebagian ahli tafsir memandang, bahwa perintah Allah kepada Rasul untuk melakukan dakwah tersebut secara khusus yaitu terhadap Ahli Kitab dan yang harus disampaikan itu ialah yang dikandung oleh ayat berikut ini. Selanjutnya menurut Ibnu Mardawaih, Ibnu Abbas berkata: ‘Rasulullah ditanya, “Ayat manakah yang turun dari langit yang sangat berat bagimu?” Rasulullah berkata, ‘Aku sedang berada di Mina pada suatu musim, sedang orang-orang musyrik Arab dan masyarakat awam berkumpul pada musim tersebut. Maka datanglah kepadaku Jibril membacakan ayat ini. ’Kata Nabi’, Lantas aku berdiri di Aqabah lalu menyeru, ‘Wahai sekalian manusia siapakah di antaramu yang menolong aku untuk menyampaikan amanat-amanat Tuhanku dan kamu akan memperoleh surga. Hai sekalian manusia katakanlah tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku (Muhammad) adalah utusan Allah kepadamu niscaya kamu akan berbahagia selamat senantiasa dan kamu memperoleh surga.’” Kata Nabi, “Tidak ada seorang pun baik laki-laki maupun perempuan, baik hamba sahaya perempuan dan anak-anak kecil, melainkan semua mereka itu melempariku dengan tanah dan batu sambil berteriak, “Pendusta yang murtad!” Kemudian muncullah seseorang dan berkata, “Hai Muhammad, jika engkau Rasulullah maka sudah sampailah waktunya engkau mendoakan kecelakaan atas mereka itu sebagaimana Nabi Nuh mendoakan kecelakaan atas kaumnya.” Maka berkata Rasulullah saw., “Hai Tuhanku, beri petunjuklah kaumku ini, karena mereka tidak mengetahui dan tolonglah aku supaya mereka mengikuti ajakan-ajakanku agar mereka taat kepadamu.” Kemudian datanglah Abbas paman Rasul menolongnya dan mengusir orang-orang itu.” (Rasyid Rida, Aal-Manar, juz 6, hal. 467)
2.    Isi kandungan surah Al-Maidah ayat 68
       Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. supaya mengatakan kepada Ahli Kitab bahwa mereka itu tidak dapat dipandang sebagai orang yang beragama selagi mereka tidak menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan ajaran-ajaran yang telah Allah turunkan kepada Muhammad yaitu Al-Quran, karena kalau mereka menegakkan ajaran Taurat dan Injil tentulah tidak ada golongan yang mereka musuhi dan mereka laknati. Sedangkan kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Daud as., kitab Injil kepada Nabi Isa as.
      Ayat ini menganjurka kepada Nabi Muhammad agar tidak perlu takut untuk menghadapi gangguan dari mereka dalam membentangkan rahasia dan keburukan tingkah laku mereka karena Allah menjamin akan memelihara Nabi Muhammad dari gangguan baik masa sebelum hijrah oleh kafir Quraisy maupun sesudah hijrah oleh orang Yahudi. Segala yang Allah turunkan kepada Muhammad adalah amanat-Nya dianggap sama dengan tidak menyampaikan sama sekali. Demikian kerasnya peringatan Tuhan kepada Nabi Muhammad, ini menunjukan bahwa amanat ini benar-benar kewajiban Rasul. Ancaman terhadap penyembunyian sebagai amanat Allah sama kerasnya dengan ancaman terhadap sikap seseorang yang beriman kepada sebagian rasul-rasul saja dan beriman kepada sebagian ayat-ayat Al-Quran saja.
a.    Firman Allah SWT tentang ancaman bagi orang-orang yang menyembunyikan amanat Allah SWT:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mnyembunyikan apa yang Kami turunkanberupa keterangan-keterangan (yang jelas)dan petunjuk, setelah Kami menerangkankepada manusiadalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 159)
Sehubungan dengan ancaman Al-Quran ini, Nabi Muhammad bersabda mengancam orang-orang yang menyembunyikan ilmu pengetahuan:
Artinya: “barangsiapa kepadanya ditanyakan tenteang sesuatu ilmu pengetahuan lalu disembunyikan maka ia akan dikekang pada hari kiamat dengan kekangan dari neraka”. (H.R. Abu daud, Tarmizi dari Abu Hurairah)
b.    Surah Al-Hijr ayat 94
Artinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyik”
Selanjutnya pada akhir ayat ini Allah melarang Nabi Muhammad berduka cita terhadap orang-orang kafir yang tidak menyambut seruannya agar mereka beriman kepada Al-Quran.

D.    Kaitan dengan Bidang Pendidikan
       Terdapat beberapa makna yang bisa kita ambil dalam surah Al-Maidah ayat 67-68. Dalam hal ini, kita sebagai calon pendidik harus menerapkan isi kandungan ayat ini dalam proses pembelajaran sehari-hari. Hendaknya kita sebagai pendidik bisa mendidik bukan hanya mengajarkan materi pembelajaran, karena mendidik lebih susah daripada mengajar. Sebagai pendidik yang baik seharusnya kita mampu menyampaikan amanat inti dari setiap materi pembelajaran sehingga terjadi perubahan sikap dan sifat siswa kearah yang lebih baik. Karena yang menjadi kewajiban inti kita yaitu menyampaikan dan mendorong siswa mengaplikasikan amanat itu agar bisa menjadi pribadi siswa yang baik.
Seorang pendidik yang baik pun hendaknya tidak menunda-nunda amanat dalam  pelajaran yang harus disampaikan, karena sesungguhnya Allah SWT. tidak menyukai orang yang menunda-nunda penyampaian amanat yang baik.
         Jangankan Ahli Kitab yang harus mengajarkan agama sesuai kitab-kitab Allah SWT. kita pun selaku calon pendidik harus mengacu pada buku pedoman pengajaran dan tutunan yang benar dan baik. Karena jika kita asal-asalan dalam memilih pedoman pengajaran maka tujuan pembelajaran yang sempurna dan berhasil tisak dapat terlaksanakan.
         Bagi seorang pendidik hendaklah bersikap sabar dan tawakal dalam mendidik anak didiknya, karena seberat apapun rintangan yang kita dapatkan Allah akan memudahkan jalan jika kita memang mempunyai niat yang baik dalam mengajar siswa. Serta jangan takut akan rintangan dari orang-orang yang kafir karena selalu ada Allah yang akan melindungi kita, selama kita tetap mempertahankan ajaran dan berada dijalan-Nya.

E.    Hikmah yang dapat Diambil
       Dari pembahasan mengenai kajian surat Al-Maidah ayat 67-68, penulis mendapat beberapa hikmah yang dapat diambil untuk pembelajaran kedepannya, diantaranya:
1.    Mengetahui isi kandungan, makna, serta hikmah surah Al-Maidah ayat 67-68.
2.    Selalu mengutamakan menyampaikan amanat dari apapun karena Allah mengancam dengan berat siapapun yang menyembunyikan amanat.
3.    Tidak boleh menunda-nunda dalam menyampaikan amanat karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang menyegerakan menyampaikan amanat.
4.    Dalam menyebarkan agama Islam hendaknya berpendoman kepada kitab-kitab Allah jangan hanya dari penafsiran dan pengetahuan manusia semata.
5.    Dalam menyebarkan agama atau pelajaran kita hendaknya jangan takut dan bersedih hati terhadap orang-orang kafir karena sesungguhnya ada zat yang melindungi kita. Seperti dalam hadits Rasulullah berikut:
Artinya: “jangan takut dan janganlah bersedih sesungguhnya Allah bersama kita.”
6.    Jika kita tunduk dan patuh terhadap ketentuan-ketentuan Allah SWT maka kehidupan kita akan selamat dunia akhirat.


DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://users6.nofeehost.com/Al-Quranonline/Al-
http://quran.com/15\
Quran_AsbabunNuzul.asp?pageno=4&SuratKe=5#67
Tafsir Al-Quran dan Terjemahannya Jilid 2

Oleh Winda Puspita Sari

0 komentar: